Contoh Tulisan Berjalan nihhhhh cieeeeee

Sabtu, 06 Desember 2014

CHAPTER 2

Chapter 2
Sentencenist

13 Februari 2023, tiga hari setelah insiden itu, sekolah ku terbakar karena ledakan tersebut, polisi hanya menganggap itu sekedar pipa kebocoran gas di sekolah sehingga terjadi ledakan. Mereka tidak akan percaya bila ini adalah hasil dari pertarungan 2 orang dengan kekutan aneh mereka.
Rumah sakit lantai 3 di ruang 2, 3 orang bersamaku di ruangan ini. Tangan kiri dan tubuh ku berbalut perban. Saat insiden itu pemadam kebakaran dan ambulan datang, mereka menemukan ku terkapar di dekat pintu utama sekolah dan segera melarikan ku menuju rumah sakit. Dan begitulah aku berada disini sekarang.
1.42 A.M
Jendela tertutup, tirai para pasien sudah dibentangkan sebagai pembatas, lampu yang mati membawa rauangan agak menyeramkan. Suara kecil langkah kaki menuju ruangan ku sedikit terdengar mungkin itu penjaga rumah sakit atau suster yang sedang keliling.
“Srrrreeeeekkkkk……”
Bunyi  pintu yang digeser perlahan dan pelan sepertinya seseorang masuk kedalam ruangan ini, tanpa ingin membuat suara yang berisik dari pintu yang di gesernya. Dengan suara kecil dia melangkah,  seperti nya dia melangkah kearah  tempat ku. Suara langkah itu terus mendekat, dan sesaat terdengar juga suara pelan dari tarai ku, seseorang benar benar menuju ke arah ku. Langkah kaki itu sesaat tidak terdengar lagi, lalu terdenagar suara lain nya seperti suara seseorang menyalakan lampu. Terangnya sinar lampu membuat ku terbangun, nampak seseorang sedang berada di dekatku, seseorang berpakaian putih, nampaknya itu adalah suster yang hendak mengecek infuse para pasien nya. Beberapa saat kemudian suster itu meninggal kan temapt ku dan kembali mematikan lampu.
Kembali melanjutkan tidur ku itulah yang hendak aku akan aku lakukan, namun ketika beberapa saat aku memejamkan mata dan mulai tertidur.
“BRUUKK”
Seperti ada sesuau yang berada di atas kepalaku dan menekan wajahku, aku mulai kembali terbangun dengan pandangan yang masih kabur.
“Sudah bangun Yah….”
Pandangan ku mulai jelas, dan aku melihat kaki?, yang dari tadi ada di hadapan ku itu kaki. Sejenak aku terkejut dan melihat ke arah kiri ku, di sana nampak seorang laki laki dengan wajah yang sepertinya aku pernah lihat di suatu tempat. Mengenakan baju merah dan jaket hitam dengan kaki kanan yang di letakan tepat di hadapan wajah ku.
“Siapa Kau ?”
“Masa baru beberapa hari aja udah lupa, dasar payah”
“Apa maksud mu?”
“Hehh…. Benar benar tidak ingat ya?”
“hahhh…”
“Kalau begitu aku kan membuat kau sedikit untuk mengingat nya…
Sentence A… ARROW…”
Punggung telapak tangan nya mulai bercahaya, dan tiba tiba muncul gambar arah panah hitam, yang merayap dari lantai menju kasurku. Terus bergerak dan akhirnya tanda panah hitam itu berhenti dan berdiri seperti ular tepat disamping kakinya yang masih di hadapan wajah ku.
“KAU YANG WAKTU ITU BERTARUNG DI SEKOLAHKU DENGAN KEKUATAN YANG ANEH ITU KAN.”
“ya ampun… bisa pelan sedikit tidak, ini rumah sakit.”
“Apa yang kau lakukan disini, apa kau akan membunuhku karena sudah melihat kekutan aneh mu?”
“hahahahahah…. Tenang saja aku tidak akan membunuh mu dan apa maksud mu kekuatan aneh, kau juga punya kan.”
“Apa maksud mu… Aku juga memiliki kekuatan aneh itu… Sebenarnya makhluk apa kalian ini?”
“hahahaha…. Kau semakin melucu saja, Kami ini manusia sama seperti kau, dan berhenti menyebut itu kekuatan aneh…
Ku rasa kau benar benar orang baru …”
Laki laki berbaju merah itu mulai menurunkan kakinya dari hadapan wajah ku dan gambah arah panah hitam itu juga menuju kearahnya dan berdiri di telapak tangan nya, menatap ke arah gamabar anak panah yang berdiri seperti ular di telapak tangan nya dan dia kembali berbcara…
“Karena kau Pemain baru aku akan menjelaskan sedikit mengenai ini
Kekutan aneh ini disebut Sentence, dengan dengan 26 huruf abjad dari A sampai Z. Satu orang memiliki satu huruf yang di berikan pada dirinya dan dengan huruf itu orang tersebut dapat merangkai berbagai kata dari huruf yang dimilikinya lalu membayangkan nya dan menjadikanya kekuatan yang nyata. Seseorang yang memiliki kekuatan Sentence ini disebut Sentecenist, dan mereka juga memiliki tanda huruf kekuatan mereka di salah satu anggota tubuh mereka
Seperti hal nya aku ini, tanda A di punggung telapak tangan ku ini menunjukan bahwa aku ini Seorang Sentencenist, Pengguna Sentence A dan aku bebas membuat kata apa pun dari huruf A dan menjadikanya kekuatan yang nyata, contohnya seperti Arrow  yang ada di tangan ku sekarang ini, namun standart kata yang bisa dirangkai terbatas pada keharusan kata tersebut berbahasa Inggris tetapi ada beberapa kata yang tidak harus berbehasa Inggris karena kata tersebut bahasa khas suatu dari suatu daerah atau tidak ada bahasa inggris nya juaga bisa digunakan.”
“Tadi kata mu santen apa dan penggunanya di sebut santen tiris…”
“bukan santen tapi Sentence dan bukan santen tiris tapi Sentencenist”
“jadi maksud mu aku juga memiliki kekuatan itu”
“begitulah, saat aku melacak sentencenist yang ada di kota ini dengan AIMku, kau adalah salah satunya”
“Tetapi bagaimana mungkin aku tidak memiliki tanda huruf pada bagian tubuh ku… Kenapa kalian saling bertarung seperti kemarin dan melibatkan ku juga”
“Kami bertarung untuk menjadi semakin kuat dan terus semakin kuat, dengan membunuh Sentencenist lainnya kami dapat merebut Sentence yang ada pada lawan kami dan menjadikannya kekuatan kami dengan begitu kami bisa memiliki lebih dari satu sentence.
Ada 2 cara untuk mendapatkan kekuatan ini, yang pertama adalah Kau orang yang terpilih langsung dan yang ke dua adalah dengan membunuh sentencenist lainnya”
“Apa itu berarti aku terpilih langsung memiliki kekuatan ini dan hanya saja aku tidak sadar akan hal tersebut”
“Tidak, kau bukanlah orang yang terpilih langsung, tetapi kau telah seseorang membunuh sentencenist lalu mendapatkan kekuatannya”
“itu tidak mungkin aku tidak pernah menbunuh siapa pun…”
“10 Hari yang lalu, ada seorang gadis Sentencenist yang di kejar kejar Sentencenist C, gadis tersebut lari ke sebuah pertigaan jalan, namun karena ceroboh dia berlari lalu tertabrak mobil, lalu dia mati”
Terkaget mendengar hal tersebut aku terdiam dan aku mulai berfikir, Apakah aku yang sudah membunuhnya ?
“Ba… Bagaimana mungkin saat itu dia hanya tidak sengaja berpapasan dan menyenggol tanganku sedikit, lalu dia tertabrak mobil, mana mungkin itu karena aku ? Bukankah seharusnya pengendara mobil itu yang membunuhnya”
“Ketidak sengajaan itu lah yang membuat mu jadi yang dianggap membunuh gadis itu lalu kekuatan itu perbindah pada mu ”
“Memangnya siapa yang menganggap kalau akulah yang membunuhnya !!!”
“Enatah lah… Tapi mungkin Alam ini yang menentukan kau lah yang menjadi penyebab sesaat sebelum kematiannya jadi kau lah yang dia anggap pembunuhnya oleh alam ini ”
Meratap kearah tangan ku, sejenak aku terdiam “Apakah benar benar aku yang telah membunuhnya?” menarik nafas dalam dan diriku mulai tenang.
“Jadi sekarang aku juga  pemain dari Battle Survival ini dan aku juga memiliki tanda Sentence di salah satu bagian tubuh ku…”  sejenak teringat saat siswa rambut pirang itu ingin mengangkat puing puing yang menimpah ku, namun saat ia mengangkat puing di tangan kiriku ia malah membanting kembali puing itu ketangan ku lalu menginjak injak nya.
“Di sini ya… tanda itu…” aku melihat kearah tangan kiri ku yang sedang diperban.
“Ternyata kau cepat mengerti juga ya, Baik lah hari ini cukup sampai sini… hari ini aku hanya datang untuk memberimu sedikit informasi jadi aku tidak akan melawan mu kali ini, namun kuharap sebagai bayaran atas informasi ku yang barusan, berikan aku pertunjukan yang bagus untuk ku nantinya ya” berjalan ke arah jendela si baju merah nampak akan pergi.
“Apa yang akan terjadi jika semua Sentence telah di dapatkan?”
“hah?!… hal itu kau akan tau seiring dengan kau terlibat pertarungan kedepannya” berhenti berjalan dan menoleh pada ku
“Sudirman… Itu nama ku ingat baik baik sebagai lawan berat mu kelak ya, Mika” Melompat dari jendela lalu pergi tanpa suara.

“Dari mana dia tahu namaku?”,  kembali melihat kerah tangan ku lalu aku pun kembali terlelap tidur.

CHAPTER 1

CHAPTER 1

Seleksi

Sudah satu minggu berlalu sejak kecelakaan yang kulihat itu terjadi, aku tidak begitu memperdulikan hal itu, karena kecelakaan itu sudah terjadi memangnya apa yang bisa ku perbuat, mau merengek, memohon atau pun teriak tidak akan mengembalikan waktu yang sudah berlalu.
10 Februari terbangun dari tidur ku, dengan bantal berada di kaki dan rambut hitam kecoklatan ku yang berantakan , dengan setengah sadar aku bangun dan tanpa sadar aku membuka laptop ku dan menekan tombol untuk menyalakannya.

“silaunya…. Hmmm… kenapa aku menyalakan ini” Tersadar setalah sinar start up laptop ku mengganggu mata ku.

Dengan ke adaan masi agak ngantuk aku melihat jam di laptop ku. “01.02 A.M”  pagi sekali ini, karena sudah terlanjur bangun aku  membuka social media ku untuk mengisi waktu ku  hingga aku kembali ngantuk lagi.

BBBBIIIIBBB” suara dari laptop sebagai tanda ada pesan masuk di social media ku
“ Mika… jam segini udah bangun atau tidak bisa tidur” seperti biasanya ini adalah pesan dari Sagita
“tidak sengaja terbangun tadi”
“Kamu ingat ga kejadian kecelakaan di daerah kamu yang satu minggu lalu itu”
“memangnya kenapa”
“sekarang ini banyak kejadian serupa, dan belakangan ini juga banyak kasus seperti pembuhan”
“jangan ngarang kamu”
“semua berita itukan  sudah tayang di TV memangnya kamu tidak tahu ya?”
“gitu ya, aku jarang menonton TV “
“Makanya Update dong jadi orang”
“oh…”
“Karena semua kejadian itu sekarang aku menjadi mulai berfikir...
Apapkah dunia ini sudah mulai menyeleksi siapa saja yang boleh hidup di dunia ini”
“mulai ngaur dah… sudah dulu ya aku ngantuk”
“Mika tunggu…”
- - - Offline - - -
“kebiasaan dah itu anak…”

Aku mulai mengantuk dan mematikan laptop ku, aku tidak terlalu menanggapi apa yang Sagita katakan tadi dan mulai beranjak tidur kembali…

7.30 A.M

Lari sambil terengah engah, pagi ini aku bangun kesiangan karena semalam terbangun. “TAP TAP TAP TAP” suara langkah kaki yang terus berlari, hingga tibanya aku di sebrang penyebrangan jalan tempat kecelakaan itu terjadi. Lampu penyebrangan masi menyala merah setelah aku menekan tombol untuk menyebrang, sambil menunggu untuk dapat menyebranga aku menengok ke kanan dan kiri ku. Aku menengok ke arah toko elektronik di sebelah kanan ku dan melihat siaran berita di TV yang dipampaang di sana.

“Akhir akhir ini banyak sekali terjadi kecelakan dan kasus kasus yang mengerikan jadi untuk seluruh warga di himbau untuk berhati hati. Satu minggu ini sudah terjadi 13 kakus kecelakaan, 10 kakus pembunuhan.
Belum diketahui apa penyebab banyak sekali kejadian tersebut akhir akhir ini, namun beberapa orang berpendapat kalau semua ini diakibatkan karena sinyal dari teknoloagi yang berbahaya sehingga menggangu otak dan tanpa sengaja memicu manusia untuk melakukan hal hal tersebut.”
Ternyata yang dikatakan Sagita semalam bukan hal yang bohong, namun tetap saja aku tidak perduli dengan hal itu. Tanda penyebrangan jalan sudah munjukan kalau aku sudah boleh menyebrang, aku kembali berlari nenuju sekolah ku. Saat sedikit lagi aku melewati penyebrangan tersebut, terdengar sura.
“Aku lihat loh… “ suara itu terdengar seperti berbisik padaku, sejenak aku terdiam dan melihat kekanan dan kiri ku mencari siapa orang yang berbisik pada ku, sepertinya itu hanya angin yang berhembus saja atau itu hanya halusinasi ku saja dan kembali berlari menuju sekolah ku…

10.34 A.M

Salah satu ruangan di lantai 2 yang cukup luas dengan 24 kursi, dengan tulisan “Kelas 2.3” di depan pintunya, rungan dengan warna tembok kuning pudar agak keputihan,dan papan tulis yang terbentang di belakang meja guru. Keadaan kelas yang membosankan hari ini aku tidur dikelas lagi selama 1 jam pelajaran. Terdengar suara guru sedang menerangkan sesuatu di depan dan beberapa suara bising seperti para siswa sedang ngobrol dengan temannya. Tiba tiba terdengar suara yang menggangguku dari tidur ku, suara yang cukup besar. Suara gemuruh seperti sesesuatu mebarak tembok dengan sangat keras.

DDDDDDDDDDDDDDUUUUUUUUUUUUUUMMMMMMMMMBBBBBBBBBB!!!!!!!!!!!”

Semua terkaget dan beberapa siswa pun  keluar kelas untuk melihat apa yang terjadi, mereka semua terkejut setelah mendapati tembok depan kelas rusak seperti terhantam bola besi yang dengan ukuran besar. Belum hilang kaget mereka karena tembok itu, terdengar lagi suara gemuruh seperti menghantam dindin luar sebelah luar jendela, kali ini disertai dengan pecahan kaca yang hancur bersamaan saat bunyi itu datang. Siswa dan guru yang panik pun segera berhamburan keluar kelas menuju lapangan sekolah.

Salah satu dari hal yang paling mengerikan di dunia ini adalah kerumunan orang yang panik, karena kerumunan orang panik dapat melakukan apapun demi keselamatan mereka sendiri tanpa menghiraukan orang lain. Menghindari semua itu aku tetap bersikap untuk tidak panik , saat semua berlari dan berdesak desakan keluar dari sekolah aku hanya berjalan santai untuk keluar sekolah. Namun tiba tiba terdengar suara gemuruh kencang tepat disamping ku, sesaat aku menoleh ke arah tersebut dan tembok itu hancur, menghempaskanku dan puing puingnya menimpah ku.

Beberapa saat aku tidak sadarkan diri, dan saat sadar aku terjepit antara puing puing yang menimpa ku, bagian tubuku yang bisa ku gerakan hanyalah kepala dan kaki kiri ku yang tidak terkena puing puing. Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki dari depan, semakin dekat suara itu makin dekat, mulai terlihat seorang laki laki dengan rambut hitam pendeknya, berpakaian merah dengan jaket hitam dan sepatu merah.

“HEI… KAMU YANG DISANA, BISA BANTU AKU SEBENTAR” teriak ku padanya.
“Nah… rupanya kau disana ya…” laki laki itu berjalan ke arah ku sambil menatap ke depan.
“… Sentence C” Tiba tiba laki laki itu berhenti dan tetap melihat depan.

Aku sadar ternyata dia tidak menanggapapi aku melainkan sedang melihat kearah belakang ku, sepertinya disana manpak seseorang, seorang siswa berambut pirang dengan tatapan menuju ke orang berbaju merah itu. Setelah sejenak mereka terdiam lalu laki laki pirang itu berlari menuju si baju merah, terus berlari dan melompoti puing puing yang menimpah ku.
Laki laki pirang itu  berlari kencang menuju si baju merah, melihat itu sibaju merah hanya tersenyum .
“DATANGLAH PADA KUUUUUU…!!!!!” si baju merah nampak  menunjkan senyum yang menjengkelkan.



“Sentence C… CLASH” tiba tiba kecepatan lari si pirang itu bertambah dan menghantam si baju merah denan pundak kirinya hingga mebarak tembok.

“Sentence A… ARROW” punggung telapak tangan nya menyala dan dari belakang muncul gambar panah hitam dari lantai dan tembok belakang si baju merah. Gambar panah itu bergerak dan hendak menyerang si rambut pirang.

“Sentence C… CRUSH” melompat ke belakang lalu si rambut pirang melirik ke atas dan tiba tiba tembok langit langit atas hancur dan puing puing nya menimpa panah yang hendak menyeranga nya.
Debu tebal menghalangi pandangan akibat dari tembok langit langit nya runtuh, si pirang memanfaatkan hal tersebut untuk menuju kearah ku.

“Kenapa masi ada orang lain disini?!”
Dia mengangkat beberapa puing yang menimpah badan ku dan aku sudah mulai dapat sedikit menggerakan tubuhku, namun saat dia mulai mengangkat puiung yang menimpah tangan kiriku , tiba tiba dia membanting puing tersebut ke tangan ku dan menginjak injak puing tersebut dengan keras dan tanpa henti.

“UUUUUUUUUUAAAAAAAAAAAAAAAAA………….!!!!!!!!!!!!!!!
APA YANG KAU LAKUKAN……………!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Aku menoleh ke arahnya,dan yang kulihat dari rauk wajahnya adalah rasa kesal, jengkel, marah.

“Ternyata Kau juga…. Seorang Sentencenist” dengan pandangan jengkel nya itu dia melihat kearah ku

Aku tidak mengerti apa yang dia bicarakan tapi saat ini tubuh ku terasa seperti mau hancur dengan dia yang terus menginjak injak nya, mungkin aku tidak akan bertahan lebih lama lagi.

“ Kau akan berakhir disini… Sentence C… CRU-“ belum selesai dia menyelesaikan kata kata nya gambar panah hitam itu melesat tepat di samping wajah nya.

“Sentence A… AIM…, ARROW”
bidikan merah nampak mengincar kepalanya sesaat sebelum si rambut pirang berkata “kau akan berakhir disini”, lalu di susul dengan tandapanah yang melesat cepat seperti peluru dengan dampak kehancuran yang belih besar

HAHAHAHAHA….. Bodohnya kau ini, kau pikir kenapa aku menyerang sekolah ini dasar bodoh, karena sudah jelas ada 2 Sentencenist di sini...” tatapan dan senyumnya sungguh terlihat menjengkelkan.

“jadi begitu ya… AIM (pembidik) milik mu itu memang lebih mudah untuk mencari Sentencenist yang lain nya”

“Ketimabang perbuatan berutal seperti membuat 13 kecelakaan, 10 pembunuhan, kekuatan ku memang lebih efektif… hahahahahaha”

“DIAM KAU!!!”

“Lihat hasilnya kau bahkan tidak membunuh satupun sentencenist dengan perbuatan berutal mu itu… hahahahahaha”

“KU BILANG DIAAAAAAAMMMMMMMMMMM……!!!
Sentence C… CANNON” dengan wajah yang jengkel pada si baju merah, sesuatu seperti cahaya ke onye an berkumpul depan si pirang itu membentuk seperti bola cahaya.

“DDDDDDDDDDDDDDUUUUUAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRRR”

Suara yang besar dengan ledakan yang besar, darah bercipratan dan aku terpas oleh ledakan yang panas tersebut. Pandangan ku mulai kabur dan suhu disini juga memanas, akibat ledakan itu api membakar tempat kami berada sekarang, terlihat dari kejauhan sepertinya si baju merah itu baik baik saja dengan seperti lapisan biru tembus pandang melindunginya dari ledakan itu, di sisi lain aku melihat si pirang terduduk lemas bersimbahan darah dengan luka tangan kanan yang sudah putus.

“WWIIIIUUUWWW…. WWWIIIUUUWWW” terdengar dari kejauhan suara sirine polisi atau pemadam kebakaran mendekat.

“Cihh… Datang lagi yang lainnya... Hebat sekali kota ini…

Bisa ada 3 Sentencenist di sini... iya kan Sintence E…” pandangan si baju merah ke luar jendela seperti sedang melihat seseorang.

to be continue...

Sentencenist : Prologue

Prolog

Waktu akan terus bergerak maju tanpa memperdulikan apapun yang terjadi, waktu akan terus meninggalkan kita tak perduli kita berkerja keras atau tidak melakukan apapun. Meratapi sesuatu yang telah berlalu itulah yang disebut dengan penyesalan. Bagaimana pun kita memohon, bagai manpun kita bersihkeras atau bagai manapun kita merengek, waktu tidak akan pernah mendengarkan nya dan terus maju meninggalkan kita.
Sejak hari itu aku sudah memutuskan untuk tidak meratapi apapun, untuk tidak menyesali apapun lagi.

Tahun 2023, Tahun ini ajaran kedua bulan Februari tanggal 3, semester 2 di SMA Setara Tinggi Jaya.

*DING DONG DING DING*

Bell tanda pelajaran kedua telah berakhir, bertempat duduk di baris ke 3 tempat duduk ke 4 dari depan, merupakan tempat kurang  bagus untuk melamun atau pun melihat keluar namun tempat yang bagus untuk tidur dari pelajaran yang membosankan, atau biasanya saat pelajaran membosankan tiba aku hanya abesen kehadiran lalu pergi meninggalkan kelas diam diam. Teman teman ku hanya berpura pura tidak melihat apa yang aku lakukan seolah tidak terjadi apapun, mungkin itu karena aku juga tidak memperdulikan mereka. Sebenarnya aku terkadang aku tidak perduli apa yang aku pelajari di sekolah, bagiku hampir semua tempat adalah tempat yang membosankan, rutinitas monoton yang membosankan, hampir selalu melakukan hal yang sama setiap hari.

* DING DING DING DONG* waktu berlalu membosan kan tanda bel pulang sudah berbunyi.

Aku selalu berjalan kaki menuju rumah ku karena jarak nya hanya 2 KM dari sekolah ku, ini adalah budaya sehat yang baru di terapkan sejak 2 tahun lalu oleh pemerintah Kota Depok. “Masyarakat di wajibkan berjalan kaki atau mengendarai sepeda menuju tempat yang di tuju jika hanya berjarak 0-3 KM namun diperbolehkan jika inggin menaiki Bus umum demi meminimal kan pemanasan global”.

Dengan terus melihat ke arah depan aku melangkah kan kaki kaki ku ditengah kerumunan orang yang lalu lalang. Langkahku terhenti di pertigaan jalan raya, Tiang 3 M dengan rambu jalan di atasnya di sebelah kiri ku, garis garis putih penyebrangan jalan tepat di depanku, aku bergerak kearah kiri ku untuk menekan tombol pada tiang rambu jalan agar rambunya berubah tanda menjadi tanda siap menyeberang. Tak lama setelah aku menekan tombol itu terdengar suara gadis dari belakang .

“ PERMISI BIARKAN AKU LEWAT… MINGGIR MINGGIR MINGGIR AKU SEDANG TERBURU BURU…”

Terdengar dari suaranya sepertinya dia sedang berlari dengan terburu buru, langkah kakinya  semakin dekat dan semakin kencang terdengar oleh ku, namun aku tidak menghiraukannya. Aku hanya menatap keatas melihat waktu hitungan mundur dari yang ada atas rambu jalan “8… 7…” tiba tiba dari belakang gadis itu datang dan menabrak pergelangan tangan kiri ku, secara refleks aku mataku melirik ke arahnya, wajahnya terlihat manis dengan nafasnya yang terengah engah, gadis itu terus berlari menerobos kedepan, “6... 5…” waktu pada rambu jalan.



“BBBBBRRRRRRRRRRRRAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKKK…..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

Bunyi keras itu terdengar dan mendengung  di telingaku, ini pertamakalinya aku melihat kecelakaan terjadi didepan mataku. Rambu hijau yang berkedap kedip, garis garis putih di jalan bercampur dengan warna merah yang bercipratan, ban mobil oranye berdecit tanda rem di injak dengan secara mendadak karena menabrak seseorang.

Mobil itu terhenti, gadis itu tenepental beberapa meter dan terguling di jalan, bajunya sobek karena tergesek aspal jalanan, darah keluar dari kepala, tangan, kaki, dan badannya, rambutnya yang hitam panjang menyatu dengan genangan kental darahnya. Tak lama kemudian terdengar suara teriakan.

“KKKKKKYYYYYYYYYYAAAAAAAAAA………..!!!!!!! ADA YANG TERTABRAK, SESEORANG TOLONG TOLONG!!!!!!!”

Dalam sekejap perhatian tertuju pada gadis yang tertabrak, orang orang sekitar berlari ke arah gadis tersebut dan mengerumuninya. Dalam kerumunan terlihat ada seseorang yang menghubungi ambulan atau mungkin polisi, namun ada juga yang hanya melihat saja, mengmabil gambar atau bahkan merekam nya sepertihal nya itu adalah sebuah tontonan.

Tanpa memerdulikan hal tersebut aku terus berjalan pulang, meskipun itu adalah pertama kalinya aku melihat kecelakaan di depan mataku. Kau boleh mengangapku tidak berperasaan, lagi pula jika aku berada disana memangnya apa yang bisa aku lakukan, hanya dengan menontoninya tidak akan menolongnya, karena itu lah aku bersikap tidak memperdulikannya berpura pura tidak melihatnya dan kembali berjalan pulang…

“Enyak (nenek dalam bahasa betawi), Aku Pulang”
“Eh… Mika Udah pulang”

Aku hanya tinggal berdua dengan nenek ku, keluargaku sudah meninggal setengah tahun yang lalu saat sedang pergi berwisata dengan rombongannya, mereka semua meninggal karena kecelakaan bus, saat itu hanya aku yang tidak ikut dalam wisata itu.

“Mika nih, makanan nya udah Enyak taro di meja belajar kamar Mika, minumannya juga udah”
“Makasih ya Nyak…” Berajak ke arah tangga.

Kamarku berada di lantai 2 dengan ukuran 4x4 meter, 1 singelbed di sebelah kiri dari pintu, meja belajar di dekat jendela. Sesampainya di kamar aku langsung menyalakan laptop ku dan berselancar di dunia maya social media. Dan terlihat ada pesan masuk di social mediaku.

“Hai..”
“Ya,  Kenapa Git”

Sagita Khotima, adalah teman social media ku, terkadang chatting dengan nya namun terkadang aku juga mengabaikan nya. Dulu aku merupakan orang yang aktif social media dan sempat dekat dengan Sagita.

“Aku lihat di TV di daerah kamu ada kecelakaannya”
“……, cepet amat tuh berita nya udah nyampe TV aja”
“Namanya juga teknologi Mik, sekarang udah serba cepet kan penyampain informasi”
“udah dulu ya mao belajar terus tidur”
“Eh… tungguu Mikaaaaaaa”

- - - Offline- - -